21.03
Syaiful Fadli berhasil membuktikan kalau kesuksesan menjadi wirausaha itu tidak bergantung pada keturunan ataupun koneksi keluarga.

Apabila dilihat dari ‘tradisi’ keluarga seharusnya pemuda bernama lengkap MGS Syaiful Fadli menjadi seorang pengajar ataupun pegawai negeri sipil (PNS). 

Maklum, orang tua dan keluarga besarnya adalah guru dan PNS. Namun, darah yang mengalir dalam diri Syaiful berbeda. Pemuda kelahiran 26 September 1980 ini memilih dunia bisnis sebagai lakon kehidupannya. 

Jiwa bisnis Syaiful sudah terlihat sejak dirinya kuliah di Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya (Unsri). Kala itu, Syaiful bersama beberapa rekannya giat membuka usaha penyewaan komputer. “Saat itu saya berkeinginan menjadi wirausahawan. Juga, tidak ingin seperti sebagian besar mahasiswa yang bercita-cita menjadi seorang pekerja atau profesional usai lulus kuliah,” kenangnya.

Untuk memantapkan keinginannya, Syaiful rajin mengikuti berbagai seminar wirausaha. Salah satu tema yang pernah diikuti adalah tentang bisnis properti. Tema inilah yang menjadi pemicu untuk bergelut di bisnis properti hingga sekarang. “Pembicaranya saat itu memaparkan tentang kesuksesan Ciputra. Dari sinilah saya mempunyai keinginan yang kuat untuk bisa menjadi salah seorang pebisnis properti sukses seperti sosok beliau,” ungkapnya. 

Setelah itu, tepatnya 2005, Syaiful bersama istrinya mendirikan CV Sehati Properti dengan modal Rp 30 juta. Tentu saja modal tersebut sangat terbatas untuk memulai bisnis properti. Karena itu, ia harus ‘memutar otak’ untuk mencari strategi yang tepat agar bisnisnya bisa berjalan. Diantaranya memilih proyek renovasi sebagai garapan awal. Dengan demikian, ia tak harus membeli lahan yang harganya tentu mahal. Pasar utama jasa renovasi rumah Syaiful saat itu adalah rekan-rekan dan dosen-dosen di kampusnya.

Pemasarannya lebih banyak dilakukan dari mulut ke mulut. Setelah berjalan dua tahun, Syaiful mulai mendapatkan proyek yang tergolong besar, yakni membangun sebuah lokasi usaha catering beserta penginapan bagi karyawannya, seluas 1300 meter persegi. Setelah itu, Syaiful mendapat tawaran untuk mengembangkan lahan seluas 2000 meter persegi di lokasi yang cukup strategis di pusat kota Palembang. Ia menerima tawaran itu karena hanya dengan membayar uang muka, lahan tersebut sudah bisa dikelola. Syaiful kemudian membangun proyek perumahan yang diberi nama Kencana Hati I. Di lahan tersebut, ia berhasil menjual 9 rumah dan 3 ruko. “Inilah titik awal,  kami menjadi pengembang sebenarnya,” terangnya.

Tak ingin berpuas diri, Syaiful terus menambah wawasan dan jaringannya. Untuk itu, ia mengikuti program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2010. Dalam program tersebut, Syaiful berhasil menjadi Pemenang II WMM 2010 Kategori Mahasiswa Pascasarjana dan Alumni Bidang Usaha Industri dan Jasa. “Program ini penting untuk menambah wawasan, akses, dan jaringan. Saya pun bisa membesarkan usaha melalui pinjaman yang diberikan Bank Mandiri,” ungkapnya.

Selain pinjaman, Syaiful juga mendapatkan dukungan pembinaan Bank Mandiri antara lain menjadi peserta pelatihan Business Ethic dan Regional Entrepreneurship Summit pada bulan Juli lalu. Selanjutnya, usaha yang dirintis Syaiful mengalami perkembangan yang pesat. 

Hingga saat ini Sehati Properti sudah membangun 8 perumahan dengan total 300 unit, dan omzet per tahunnya telah mencapai Rp 10 miliar. Ke depan, ia menargetkan bisa membangun perumahan yang berkonsep kota satelit, seperti yang telah dibangun Ciputra. Dari perjalanannya ini Syaiful ingin memberikan contoh sekaligus motivasi agar setiap orang memiliki keberanian untuk menjadi wirausahawan. 

Menurutnya, modal bukanlah segalanya untuk memulai bisnis. Hal yang justru lebih penting adalah kejelian dan kepercayaan. “Kepercayaan bisa didapat melalui karakter. Nah, dari karakter inilah teman atau orang di sekitar kita bisa percaya untuk memberikan berbagai bantuan. Serta, harus memiliki mimpi untuk menjadi orang sukses,” ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar