Pemenang I Wirausaha Muda Mandiri 2010 |
Achmad Rofiq mengawali kariernya di
industri kreatif dengan melahirkan CV Kdeep Animation pada pertengahan 2005.
Bersama teman kuliahnya, Rofiq yang ketika itu berstatus mahasiswa jurusan
Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang, mulai menggarap film
animasi.
Karya pertamanya berjudul "Bio Zone" dibuat
pada 2005. Setahun kemudian, film kedua, "A Kite", lahir. Film ini diikutsertakan
dalam Festival Film Animasi Indonesia (FFAI) dan masuk sebagai finalis. Pada
ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2008, A Kite mendapat penghargaan khusus
sebagai film animasi terbaik.
“Untuk Bio Zone memang tidak untuk
dipublikasikan, tetapi setelah itu hampir seluruh karya saya dapat dinikmati
umum,” ucap Rofiq. Tidak hanya di dalam negeri, film-film produksi Kdeep
Animation juga berkiprah di luar negeri, antara lain di festival Europe on
Screen (EOS) dan Japan Asia Graph.
Menggeluti dunia animasi tidak lepas dari
bakatnya menggambar. Ketika duduk di bangku SD dan Madrasah Tsanawiyah
(setingkat SMP), dia sering mengikuti lomba menggambar. Namun, kegiatan
tersebut jarang dilakukan ketika duduk di bangku Madrasah Aliyah (setingkat
SMA) di Ponpes Miftahul Ulum, Kelurahan Kebon Agung, Kota Pasuruan. Barulah
ketika kuliah, hobi mencorat-coret kertas dilakukan lagi olehnya.
Kendati demikian, dia tidak langsung
menekuni dunia animasi. Apalagi orang tuanya menginginkan dia menjadi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) selepas lulus kuliah. Rofiq baru tergerak membuat film animasi setelah tidak puas dengan ilmu desain pada perkuliahan. Setelah film
pertama lahir, karya demi karya pun akhirnya dihasilkan.
“Karya-karya kita yang lain di antaranya
Baby Dian, Catatan Dian, dan Kuku Rock,” ujarnya. Kepiawaian di bidang animasi
ini pula yang membawa Rofiq mendapat penghargaan Pemenang I Wirausaha Muda
Mandiri 2010 kategori Mahasiswa Program Pascasarjana dan Alumni bidang Industri
Kreatif yang digelar Bank Mandiri.
Bergelut di dunia kreatif bukannya tanpa
tantangan. Menurut dia, di Indonesia produksi film animasi kurang
mendapatkan dukungan pemerintah. ”Padahal kalau mau berbicara tentang
industri kreatif, produksi film animasilah salah satu objeknya,” jelasnya.
Dia mengatakan, untuk membuat sebuah film
animasi dibutuhkan waktu lima hingga enam bulan, bahkan sampai setahun. Proses
produksinya pun juga melibatkan banyak pihak, mulai dari penulis naskah, sutradara,
dubber, editor, dan tenaga terampil lainnya. Lebih dari itu, film animasi juga
membutuhkan dana besar. Di sisi lain, dukungan dari pemerintah belum begitu
terlihat. “Modal awal kita Rp50 juta. Setiap menang dalam perlombaan hadiahnya
kita buat untuk menambah peralatan kerja,” katanya.
Mengikuti ajang Wirausaha Muda Mandiri,
menurut Rofiq, menjadi salah satu stimulus keberhasilan usahanya. Selama 2011,
misalnya, dia menerima banyak bimbingan dan pembinaan dari Bank Mandiri tentang
bagaimana meningkatkan usaha. Lewat program ini, dia juga bisa mengikuti
pameran di Singapura dan Malaysia.
“Banyak pengalaman diperoleh saat
mengikuti program Wirausaha Muda Mandiri. Yang penting sekarang ini saya merasa
lebih percaya diri setelah bekerja sama dengan Bank Mandiri,” ungkap dia.
Seiring pertumbuhan usahanya, pada 2011
Kdeep Animation diubah menjadi PT Digital Global Maxinema (DGM). Jenis usaha
yang ditekuninya pun semakin beragam, mulai dari pembuatan iklan, company
profile, serial film animasi untuk tayangan televisi, termasuk pembuatan video
klip. Salah satu video klip yang sudah dikerjakan milik grup band Padi berjudul
Yang Terluka.
“Karena tuntutan bisnis yang terus
berkembang itupula alasan kita pindah kantor,” kata dia. Rofiq menuturkan,
semula kantor Kdeep Animation berukuran kecil di Jalan Candi Mendut Selatan No
6 Kota Malang, sekarang di Jalan Kebon Jeruk V No 9, Kota Malang. Rofiq kini
juga memimpin 15 orang karyawan.
Tidak hanya itu, selama enam tahun
menjalankan usaha, tahun lalu PT DGM meraup omzet Rp1 miliar per tahun. Pada
tahun ini Rofiq menargetkan omzet perusahaannya mencapai Rp5 miliar.
“Peningkatan kinerja perusahaan ini berkat pembinaan Bank Mandiri,” ujarnya.
Yang membanggakan lagi, selain kantor di
Malang yang difungsikan sebagai tempat produksi, PT DGM juga memiliki kantor di
Jakarta dan Surabaya. “Kantor di Jakarta sebagai tempat marketing adapun kantor
di Surabaya sebagai tempat riset. Target kita tahun ini harus bisa menembus
pasar internasional,” papar Rofiq.
Dalam hal ini yang dibidik adalah
Singapura. Rofiq mengaku ingin membuka kantor di negeri tetangga itu sebagai
bukti karya anak negeri ini tidak kalah dengan produk luar negeri.
“Semangat
kami termotivasi dari para pendiri Candi Borobudur. Dulu dengan keterbatasan teknologi,
para seniman mampu memahat batu menjadi bangunan candi. Relief cerita Ramayana
yang terukir di dinding candi Borobudur merupakan contoh sebuah hasil produk
animasi.
Semangat itulah yang menjadikan kita tetap bersemangat untuk terus
berkarya,” papar pria yang mengaku terinspirasi membuat animasi dari kakeknya
yang suka mendongeng dan menggambar.
0 komentar:
Posting Komentar