Pelacuran merupakan perbuatan yang sangat diharamkan oleh Islam. Bahkan agama Islam dengan tegas menyatakan bahwa zina dan pelacuran akan mendapat dosa yang sangat besar.
Namun, beberapa negara dibawah ini, meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam. Malah melegalkan pelacuran yang notabene diharamkan oleh islam.
Berikut adalah 5 tempat pelacuran paling terkenal di negara-negara Islam.
Namun, beberapa negara dibawah ini, meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam. Malah melegalkan pelacuran yang notabene diharamkan oleh islam.
Berikut adalah 5 tempat pelacuran paling terkenal di negara-negara Islam.
1. Jalan Kadem, Turki
Ibu Kota Istanbul, Turki, menjadi sorotan
dunia sebab mensahkan praktik pelacuran. Mereka yang menginginkan penyaluran
birahi, dapat datang ke Jalan Kadem.
Di situ puluhan penjaja seks menawarkan
diri tidur dengan bayaran Rp 200 ribu per jam. Jangan lupa untuk memberikan
uang lebih.Wilayah merah ini khusus dewasa.
Anak-anak usia di bawah 18 tahun tidak boleh memasuki jalan ini dengan alasan
apa pun.
Rata-rata perempuan pekerja seks datang
dari wilayah sekitar Turki, kebanyakan Armenia. Setiap hari, para perempuan pemuas nafsu itu bisa melayani hingga 15 lelaki hidung belang.
2. Jalan Chow Kit, Malaysia
Ibu Kota Kuala Lumpur, Malaysia,
diam-diam mempunyai wilayah merah yakni Jalan Chow Kit. Pemerintah setempat
menyatakan prostitusi tidak sah di mata hukum Negeri Jiran itu hingga pelakunya
harus kucing-kucingan dengan polisi.
Di siang hari, area ini seperti pasar
tradisional pinggiran dipenuhi pedagan sayur dan buah segar. Ada pula tempat
beli pakaian atau sepatu dengan harga miring. Selain itu, deretan losmen murah
meriah sering dikunjungi para wisatawan luar negeri.
Menjelang malam, tempat bernama Lorong
Haji Taib, masih di kawasan Chow Kit, langsung dipadati penjaja seks berdiri si
sepanjang jalan. Para pekerja seks komersial ini terdiri dari perempuan dan
waria. Jika menyiapkan kocek di atas Rp 150 ribu, bisa bermain cinta dengan
perempuan asli. bila kurang dari itu, Anda harus puas ditemani banci.
3. Jalan Khalid bin Al Walid, Uni Emirat
Arab
Prostitusi terselubung juga terjadi di
Kota Dubai, Uni Emirat Arab, tepatnya di Jalan Khalid bin Al Walid. Namun para
penjaja kenikmatan ini lebih rapi dalam menyembunyikan perilaku mereka hingga
tidak pernah ketahuan oleh polisi syariah.
Rata-rata hotel di Dubai selalu
menyediakan perempuan untuk menemani tamu, kebanyakan dari Asia. Jika Anda
ingin mengajak mereka bercinta, Anda harus mengeluarkan dana Rp 350 ribu per
jam di luar harga kamar hotel. Pekerja seks di area itu dilarang untuk diajak
keluar hotel dengan alasan apa pun.
Selain membayar sewa kamar, Anda juga
harus membeli makan dan minum disediakan pihak hotel, tidak boleh membawa dari
luar. Untuk keseluruhan, pengunjung ingin menikmati layanan ini harus
menyediakan uang minimal Rp 1,5 juta.
4. Kota Jounieh, Libanon
Ibu Kota Beirut di Libanon Utara menjadi
negara mayoritas berpenduduk muslim yang mengijinkan pelacuran diawasi hukum.
Wilayah merah terletak di Kota Jounieh. Puluhan bar dan hotel berjejer disana.
Para pemburuh syahwat harus merogoh kocek Rp 900 ribu untuk bermain cinta
selama tiga jam bersama pekerja seks komersial datang dari Ukraina, Rusia,
Maroko, dan Republik Dominika.
Mereka juga diwajibkan membeli sampanye
seharga Rp 700 ribu untuk diminum bersama perempuan pilihannya. Rata-rata
datang ke area itu berusia 50-60 tahun beralasan jenuh pada kehidupan rumah
tangganya.
5. Shahre, Iran
Prostitusi di negara Islam paling konservatif ini ternyata pernah sah di mata hukum. Berpusat di Ibu Kota
Teheran, Iran, pelacuran berkembang pesat pada tahun 70-an. Wilayah merah itu
dikenal dengan nama Shahre. Namun 1979 saat pecah revolusi Iran, kegiatan itu
langsung ditiadakan, tempat mereka dirusak, dan dibangun sarana ibadah. Mau tak
mau, para pekerja seks komersial menyebar di jalan, melakukan pelacuran ilegal.
Dalam menghadapi praktik ini, para
pemimpin Negeri Mullah itu tidak memejamkan mata. Setelah bertahun-tahun
lamanya, akhirnya Iran membuat program penanganan bagi pekerja seks komersial,
dimulai dua bulan lalu. Pemerintah bakal menempatkan mereka di wilayah Jajrud,
arah timur Teheran. Di sana mereka akan mendapatkan bimbingan spiritual dan moral.
*dikutip dari berbagai sumber
*dikutip dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar