Dua orang perampok sekaligus pemerkosa karyawati Salon Annisa, M Ikroufi (19) dan HS (16), bertekuk lutut di tangan Buser Polsek Banjarbaru. Ikroufi terpaksa dihadiahi timah panas, karena mau melawan petugas pakai pisau.
Keringat mengalir deras di kening M
Ikroufi (19). Itu karena dia menahan rasa sakit di kakinya, akibat dihadiahi
timah panas oleh polisi.
Pemuda asal Kompleks Lutfia Tunggal Blok B Nomor 164 Martapura itu adalah otakperampokan sekaligus pemerkosaan yang terjadi di Salon Annisa. Dia bersama temannya HS (16) ditangkap anggota Polsek Banjarbaru Kota dibantu Polres Banjarbaru, Minggu (9/9/2012) sore.
"Saya melakukan aksi perampokan itu karena terdesak utang. Saya menabrakkan mobil teman dan disuruh mengganti sebesar Rp 2,5 juta," kata Ikroufi.
Pemuda asal Kompleks Lutfia Tunggal Blok B Nomor 164 Martapura itu adalah otakperampokan sekaligus pemerkosaan yang terjadi di Salon Annisa. Dia bersama temannya HS (16) ditangkap anggota Polsek Banjarbaru Kota dibantu Polres Banjarbaru, Minggu (9/9/2012) sore.
"Saya melakukan aksi perampokan itu karena terdesak utang. Saya menabrakkan mobil teman dan disuruh mengganti sebesar Rp 2,5 juta," kata Ikroufi.
Warga di Jalan Junjung Buih, samping RSUD Banjarbaru, terkejut menyusul adanya suara letusan pistol yang diikuti jeritan kesakitan seorang pemuda, Minggu (9/9/2012). Warga pun memburu ke arah suara tersebut. Bersamaan itu, sejumlah polisi bergerak membekuk dan membawa pemuda itu ke mobil.
Pada saat kejadian, Jumat (1/9/2012) pagi, Ikroufi mengajak HS berjalan- jalan sembari berangkat ke kantor Dinas Sosial Banjarbaru, tempatnya magang bekerja. Ketika itu Ikroufi sudah membawa parang 60 sentimeter dan pisau lipat.
Ketika melintas depan Salon Annisa, timbul keinginan Ikroufi untuk potong rambut. Namun, keinginan itu pupus lantaran Salon Annisa hanya melayani kaumhawa.
Ikroufi dan Hs keluar salon. Sambil berjalan keluar, Ikroufi terpikir melakukan perampokan, setelah melihat situasi salon yang sepi. "Sebelum masuk ke salon, HS saya kasih pisau lipat untuk menakuti korban. Saya ajarkan bahwa korbannya harus dicekik atau ditakuti," ujar Ikroufi.
Setelah masuk salon, Ikroufi dan HS melucuti barang berharga yang dibawa kedua pekerja salon seperti emas, uang dan Handphone BlackBerry.
Tak itu saja, mereka juga melucuti kehormatan kedua karyawan salon yang barululus SMK itu. "Orangnya cantik dan tubuhnya seksi. Saya pun ingin berhubungan intimnya," ujarnya.
Menurut Ikroufi, usai melakukan aksinya mereka keluar salon dan langsung kabur menggunakan Honda Scoopy Hitam bernopol DA 6464 OQ. "Saat melakukan aksi itu, waktunya sekitar 20 menit saja. Setelah itu keluar," ucapnya.
Pada saat kejadian, Jumat (1/9/2012) pagi, Ikroufi mengajak HS berjalan- jalan sembari berangkat ke kantor Dinas Sosial Banjarbaru, tempatnya magang bekerja. Ketika itu Ikroufi sudah membawa parang 60 sentimeter dan pisau lipat.
Ketika melintas depan Salon Annisa, timbul keinginan Ikroufi untuk potong rambut. Namun, keinginan itu pupus lantaran Salon Annisa hanya melayani kaumhawa.
Ikroufi dan Hs keluar salon. Sambil berjalan keluar, Ikroufi terpikir melakukan perampokan, setelah melihat situasi salon yang sepi. "Sebelum masuk ke salon, HS saya kasih pisau lipat untuk menakuti korban. Saya ajarkan bahwa korbannya harus dicekik atau ditakuti," ujar Ikroufi.
Setelah masuk salon, Ikroufi dan HS melucuti barang berharga yang dibawa kedua pekerja salon seperti emas, uang dan Handphone BlackBerry.
Tak itu saja, mereka juga melucuti kehormatan kedua karyawan salon yang barululus SMK itu. "Orangnya cantik dan tubuhnya seksi. Saya pun ingin berhubungan intimnya," ujarnya.
Menurut Ikroufi, usai melakukan aksinya mereka keluar salon dan langsung kabur menggunakan Honda Scoopy Hitam bernopol DA 6464 OQ. "Saat melakukan aksi itu, waktunya sekitar 20 menit saja. Setelah itu keluar," ucapnya.
Kabur kemana? Ikroufi mengaku dirinya
tetap ke tempatnya magang di Dinsos Banjarbaru."Saya magang seperti biasa
sembari mengajak HS yang saat itu sedang libur sekolah. Siangnya, saya baru
menjual emas hasil merampok," ujarnya.
Beberapa hari pascaperampokan, Ikroufi tetap masuk magang di Dinsos seperti biasa. Dan dirinya pun pulang ke rumahnya seperti biasa. "Ya biasa juga, magang dan main. Tak kemana-mana," cetusnya.
Hal senada diungkapkan oleh HS. Pemuda lugu itu mengaku hanya diajak dan diarahkan oleh Ikroufi. "Saya ajari saat akan merampok itu," ucapnya.
Beberapa hari pascaperampokan, Ikroufi tetap masuk magang di Dinsos seperti biasa. Dan dirinya pun pulang ke rumahnya seperti biasa. "Ya biasa juga, magang dan main. Tak kemana-mana," cetusnya.
Hal senada diungkapkan oleh HS. Pemuda lugu itu mengaku hanya diajak dan diarahkan oleh Ikroufi. "Saya ajari saat akan merampok itu," ucapnya.
Ketika melakukan pemerkosan, HS mengaku
dia tidak diajari oleh temannya itu. "Saya kepengen juga ketika melihat
Rofik," ujarnya.
Hasil perampokan itu tidak dinikmati bersama. Setelah semuanya laku terjual, Ikroufi lantas membayar utang ke temannya. "Saya berikan semuanya. Totalnya Rp 1,75 juta," cetus Ikroufi.
Hasil perampokan itu tidak dinikmati bersama. Setelah semuanya laku terjual, Ikroufi lantas membayar utang ke temannya. "Saya berikan semuanya. Totalnya Rp 1,75 juta," cetus Ikroufi.
Menurut dia, uang hasil perampokan itu
tidak sampai dibuat untuk bersenang-senang dengan HS. "Tidak sempat untuk
beli apa-apa. Bahkan HS hanya saya beri sebungkus rokok," ujarnya.
"Ikroufi dan HS dijerat dengan Pasal 365 tentang pencurian dengan
kekerasan dan atau Pasal 285 tentang tindak pemerkosaannya. Sedangkan, Andre
dikenai Pasal 480 tentang pertolongan jahat atau penadahan," ujar
Kapolsek.
0 komentar:
Posting Komentar