Mendiang Steve Jobs dikenal sebagai CEO
fenomenal ketika memimpin Apple, yang kini termasuk perusahaan paling kaya di
dunia.
Di bawah kepemimpinannya, Apple menelurkan gadget ikonik seperti iPod, iPhone sampai iPad.
Di bawah kepemimpinannya, Apple menelurkan gadget ikonik seperti iPod, iPhone sampai iPad.
Tentu banyak pelajaran yang bisa dipetik
dari seorang Steve Jobs. Seperti sifat kepemimpinannya yang menonjol.
Berikut beberapa pelajaran kepemimpinan yang bisa diambil dari seorang Steve Jobs, seperti di kutip dari DailyFinance.
Fokus
Kala kembali menahkodai Apple pertenganan
tahun 1990-an, Jobs menghadapi tugas untuk memulihkan perusahaan yang hampir
bangkrut. Dia memfokuskan strategi bisnis Apple dengan membuang produk yang
dinilai tidak menjanjikan seperti printer. Apple fokus ke bidang komputer dan
perangkat portabel yang terbukti sukses.
Meski kerap berselisih, pendiri Google
Larry Page sempat minta wejangan pada Jobs. “Google sekarang ada di mana-mana.
Di lima produk apa Anda ingin fokus? Buang yang lain karena mereka menyeret
Anda turun. Mereka membuat Anda seperti Microsoft. Anda mengeluarkan produk
yang cukup baik namun tidak hebat,” kata Jobs pada Page.
Kesederhanaan
Jobs dikenal suka dengan hal minimalis
dan kesederhanaan. Ini terpancar dari desain di gadget Apple yang minimalis.
Bersama kepala desain Jonathan Ive, Jobs meminta sekrup dan tombol di gadget
Apple diminimalisir.
Jobs meminta pula user interface di iPod
bisa melakukan tugas dalam tiga kali klik. Alhasil penggunaan produk Apple
dikenal tidak kompleks. Mengapa harus dibuat rumit jika bisa dilakukan dengan
sederhana? Mungkin itu filosofi Jobs.
Bertanggungjawab penuh
Jobs dikenal suka mengontrol segala
sesuatu. Apple pun bertanggungjawab terhadap seluruh user experience pengguna
gadgetnya. Dari hardware sampai konten, Apple mengurusi semuanya. Hal ini cukup
kontras dengan perusahaan lain yang mungkin tidak mengurus seluruh pengalaman
pemakaian user.
Menjadi Pimpinan Industri
Apple tidak selalu berada di depan, namun
mereka mampu mengejar dan melebihi pemimpin industri. Contohnya kasus komputer
iMac original yang tidak bisa melakukan burn CD. Sebagai kompensasi, Apple
menciptakan iTunes Store yang terbukti revolusioner.
Jobs kemudian melihat smartphone bisa
jadi ancaman iPod karena dapat memutar musik. Karena itu ia menciptakan iPhone.
Ya, iPhone mungkin mengkanibalisasi iPod, namun Jobs punya alasan sendiri.
“Jika kami tak mengkanibalisasi diri sendiri, orang lain akan melakukannya,”
katanya.
Produk bagus
Apple menghasilkan banyak profit.
Keuntungan itu dihasillkan oleh produk yang bagus. Jadi Apple fokus membuat
produk bagus terlebih dahulu. Jobs pernah menyatakan jika divisi sales dan
marketing mengambil alih perusahaan, maka produk yang dihasilkan akan jelek.
“Jika orang sales menjalankan perusahaan,
orang di produk tak begitu berarti. Itu terjadi ketika Apple dipimpin John
Sculley dan terjadi ketika Steve Ballmer memimpin Microsoft,” kata Jobs suatu
kala.
Memotivasi
Jobs punya sifat yang dijuluki ‘reality
distortion field’, di mana dia bisa memotivasi orang di sekitarnya menembus
batas dan melampaui apa yang mereka anggap mustahil. Banyak kejadian
membuktikan bahwa dia motivator ulung.
Kala Steve Jobs Jobs mendekati perusahaan Corning
untuk memakai Gorilla Glass di iPhone, CEO Wendell Weeks menyatakan ia tidak
dapat memproduksi kaca yang cukup dalam waktu 6 bulan sesuai permintaan Jobs.
Jobs menyatakan “Jangan takut. Ya, Anda dapat melakukannya. Pikirkan bagaimana
caranya. Ya, Anda bisa melakukan itu,”. Akhirnya, Corning dapat memproduksi
cukup Gorilla Glass kurang dari 6 bulan.
0 komentar:
Posting Komentar