Hasil kajian dilakukan lembaga penelitian
American Sociological Review, Amerika Serikat, menyatakan orang Yahudi paling
banyak lakukan seks sebelum menikah. Disusul oleh umat Nasrani. Sementara umat
Muslim dan Hindu menjadi terendah.
"Semua agama besar memang melarang seks diluar nikah. Namun semua itu belum tentu efektif disetiap tindakan seseorang," kata salah satu peneliti dari Universitas John Jay bagian hukum dan kriminal, Amy Adamczyk, seperti dilansir surat kabar the Huffington Post, Minggu (28/10).
Penelitian ini melingkupi data dari 31 negara berkembang diambil antara tahun 2000 sampai 2008. Penelitian difokuskan terhadap tanggapan dari setiap orang atas pertanyaan mengenai masalah perkawinan dan kebiasaan berhubungan intim sebelum menikah.
Adamczyk mengatakan dari hasil penelitian sedang ditanganinya itu dia juga menemukan negara dengan penduduk mayoritas Muslim memiliki tingkat penderita HIV dan AIDS rendah. Hal ini membuat dirinya mengibaratkan semakin besar penduduk Muslim dan Hindu di suatu negara maka semakin rendah pula angka seks pranikah.
Adamczyk dan peneliti lainnya Brittany E Hayes menemukan 94 persen orang Yahudi di negara mereka pelajari dilaporkan telah melakukan seks pranikah. Dibandingkan dengan umat Kristen dengan 79 persen, umat Budha 65 persen, Muslim dengan 43 persen, dan orang Hindu dengan 19 persen.
Penelitian dilakukan terhadap perilaku seks menunjukan empat persen orang Yahudi telah melakukan hubungan badan diluar perkawinan dan tiga persennya dilakukan orang Nasrani. Sementara umat Muslim, Hindu, dan Budha memliki angka sama yaitu kurang dari satu persen.
Ahli sosiologi dari Universitas Katolik Amerika Paul Sullins mengatakan hasil penelitian itu tidaklah mengejutkan. Ini lantaran banyak data diambil dari negara Islam konservatif.
"Seperti pakaian burqa contohnya. Ketika bagian kepala sampai kaki perempuan ditutupi dengan pakaian untuk mencegah pandangan kaum lelaki diluar keluarganya dan tetap memisahkan secara ketat perempuan dengan laki-laki sampai mereka menikah pasti hasilnya adalah kurangnya angka seks pranikah," kata Sullins.
Penasihat perkawinan dan perceraian Suzy Ismail mengatakan rendahnya tingkat hubungan seks sebelum dan diluar nikah diantara umat Muslim memang berakar pada agama.
Dia mengatakan bagi umat Muslim perbuatan zina atau tindakan berujung pada percabulan memang dilarang. "Disini setiap orang saling mengingatkan bagaimana pentingnya berpakaian, bertingkah, dan berinteraksi secara sederhana dan umat Muslim selalu memelihara dan menanamkan moralitas perilaku seks dariusia muda," ucapnya.
Subhanallah mas, terlaknatlah mereka yg melanggar aturan Agama.
BalasHapus